Selasa, 07 Februari 2012

Memahami Pembelajaran Bahasa Inggris dalam konteks Pendidikan di Indonesia


Dewasa ini, pemerintah sudah mencanangkan sistem pembelajaran terpadu mengenai pendidikan di Indonesia. Adanya Standard Kompetensi atau Kompetensi Dasar (SKKD) menjadi acuan para guru untuk mengajar pelajaran di kelas. Pengadaan RPP dan syllabus juga mengarahkan guru agar apa yang selama ini diajarkan di kelas bisa terkonsep, diketahui tujuannya, dan dapat dianalisa hasilnya yang  tidak hanya untuk kebaikan siswa tapi juga guru.

Untuk mengerti maksud dan tujuan pemerintah yang tertuang dalam Standar Kompetensi, khususnya dalam standar kompetensi mata pelajaran bahasa Inggris, setidaknya harus ada pemahaman mengenai akan dibawa kemana system pembelajaran bahasa Inggris ini.

Menurut latar belakang standar kompetensi mata pelajaran bahasa Inggris, Kemampuan berkomunikasi dalam pengetahuan utuh adalah kemampuan berwacana. Jadi, bila ada istilah mengenai ‘kemampuan berwacana’, maka bisa dinalar bahwa kemampuan berwacana adalah kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berwacana dalam pembelajaran bahasa Inggris mencakup dua hal, yaitu lisan dan tulisan, yang kedua-duanya mencakup empat skill, yaitu listening, speaking, reading, dan writing.

Kemampuan berwacana dalam pembelajaran bahasa Inggris harus disesuaikan dengan tingkat litearsi tertentu, atau dengan kata lain menurut hemat saya, adalah goal dalam pembelajaran bahasa Inggris dan di setiap grade pendidikan memiliki tingkat literasi yange berbeda-beda dan BERJENJANG. (mis, SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi). Tingkat literasi ini adalah performative (orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara), functional (orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mis. Surat kabar), informational (orang mampu mengakses ilmu pengetahuan dengan kemampuan berbahasa), dan epistemic (orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran).

Yang belum saya ketahui saat ini adalah pengkategorian tingkat literasi diatas, karena sya yakin jika kita melihat tingkat literasi tersebut, hal itu dibuat berjenjang. Tetapi belum ada kejelasan dalam latar belakang tersebut yang mengatakan secara spesifik apakah tingkat literasi performative untuk tingkat SD, lalu tingkat literasi functional untuk tingkat SMP, dsb, atau yang lainnya. Untuk itu sumbangsih saran dan ide sya perlukan dari para pembaca. Terima kasih J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar